MIKROORGANISME PERAIRAN


I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perairan alami memiliki sifat yang dinamis dan memiliki aliran energi yang kontinyu. Hal ini terjadi selama sistem di dalamnya tidak mendapat ganguan maupun hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran lingkungan di perairan meliputi air laut, air payau ( air peralihan dari tawar ke lautn ) dan air tawar ( Luthfi Pratama, 2009 ).
Di lingkungan perairan terdapat mikroorganisme yang sama sperti pada lingkungan lainnya,kelompok organisme / mikroorganisme yang hidup du dalam air meliputi : bakteri, alga biru - hijau, fungi, mikrosigae, virus dan protozoa. Selain itu ada juga mikroorgansme autotrof dan mikroorganisme interotrof ( raka, 1986 ).
Mikroorganisme merupakan suatu organisme yang memiliki tekanan yang sangat kecil, maka dibutuhkan alat bantu aga dapat mengamati organisme ini. Sering sekali organisme ini memmiliki sel tunggal ( uniseluler ).
1.2  Maksud dan tujuan
Maksud di adakannya praktikum biologi dasar materi mikroorganisme perairan adalah untuk mengetahui dan dapat meneliti jumlah nisbi dari suatu mikroorganisme yang penyebaran nya berada di lingkungan perairan.
Tujuan dari praktikum biologi dasar materi mikroorganisme perairan adalah agar praktikan dapat meneliti jumlah nisbi dari suatu mikroorganisme yang penyebaran nya berada di lingkungan perairan.
1.3  Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dasar tentengmikroorganisme perairan ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 pukul 16.30 sampai 18.30 WIB. Yang bertempat di laboratorium IIP ( ilmu - ilmu perairan ) dan laboratorium  mikroorganisme Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.




II  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah segala macam organisme kecil yang dapat di biakan dan dikembangkan dalam cvawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mapu memperbanyak diri secara mitosis. Namun ada yang berpendapat bahwa semua mikroorganisme mencakup semua protozoa, protista, dan alga renik ( amboinas, 2009 ).
Mikroorganisme atau mikroba yaitu organisme yang berukuran sangat kecil ( basanya kurang dari 1 mm ) sehingga untuk mengamati nya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal ( uniseluler ) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan beberapa spesies multisel tidak terlihat oleh mata tenjang ( iqbal, 2008 ).

2.2 macam – macam mikroorganisme
Macam – macam mikroorganisme yang hidup di perairan yaitu :
1.    Bakteri, bakteri yang hidup diperairan umumnya uniseluler, tidak memiliki klorofil, berkembangbiak dengan pembelahan sel, berbentuk batang, gram negatif, bergerak aktif. Contoh nya : bakteri vibric, bacterium.
2.    Alga biru hijau, alga tidak memiliki akar, btang , dan daun nyata. Berwujud tallus, bentuknya uniseluler, fillamen yang mengelilinginya banyak yang diselimuti lendir.
3.    Fungi, fungi berbentuk unseluler, berbentuk filamen / serat yang disebut miselia atu hifa. Contoh : sprolegia, branchromices sarguinis.
4.    Milata algae, merupakan salah satu dari spesies  cyanobacterium.
5.    Virus, berbentuk batang pendek, batang panjang bulat, pelihedral, berukuran lebih kecil dari bakteri, dan hanya memiliki satu jenis asam nukleat.
6.    Protozoa, protista unisel, mikropis, hidup sebagai satu individu dan ada juga yang berkoloni. Protozoa terbagi menjadi 3 yaitu : amoeba, siliata, dan flagelata.
7.    Kapang , kapang berukuran sekitar 2,0 – 100 kali mm, memiliki ciri – ciri eukariotik, multiseluler, bereproduksi secara aseksual dan seksual. Sumber makanan hewani akuatik .

2.3 faktor yang mempngaruhi pertumbuhan mikroorganisme
Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, yaitu faktor nterinsik dan faktor eksterinsik ( Zubaidah , 2006 ).
2.3.1 Faktor interinsik
Menurut Zubaidah ( 2006 ) faktor interinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah :
1.    PH
Keasaman atau kebasaan dari lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan pada aktivitas dan stabilitas makromolekul sperti enzim, dari itu pertumbuhan dan metabolisme dari mikroba sangat di pengaruhi PH. Sebagian besar mikroba dpat tumbuh dengan baik pada kisaran PH netral ( 6,6 – 7,5 ) dan sedikit yang dpat bertahan hidup dibawah 4,0. Bakteri sangat lah rentan, itu lah sebabnya sebagian besar makanan seperti saurtraut, pikel dan kesu diawetkan dengan bakteri pantogen dengan asam yang diproduksi melalui bakteri.
2.    Aktivitas air
Salah satu metoda penyimpanan adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan pengeluaran air yang terikat dari bahan yang mengakibatkan mikroba tidak mudah tumbuh. Secara umum bakteri memerlukan nilai Aw yang lebih tinggi dibandingkan jamur, dimana bakteri gram positif memerlukan nilai Aw lebih rendah dibandingkan bakteri gram negtif. Sebagian besar bakteri merugikan tidak dapat tumbuh di bawah Aw 0,91 sedangkan kapang merugikan dapat tumbuh pada Aw paling rendah 0,80.
3.    Kemampuan mengoksidai – reduksi
Potensi oksidasi reduksi substrat dapat di definisikan sebagai perubahan yang diakibatkan oleh kehilangan ( oksidasi ) maupun mendapatkan elektron ( reduksi ). Mikroba aerob memerlukan elktron positif. Bakteri dapat tumbuh pada sedikit reduksi dengan baik
4.    Kandungan Nuitrien 
Nutrisi yang dibutuhkan mikroba agar tumbuh normal diantaranya : air, suber energi, sumber nitrogen, vitamin, faktor pertumbuhan dan mineral.
5.    Bahan anti mikroba dan struktur bahan makanan
Komponen anti mikroba misalnya : minyak astri, aksin pada bawang ptih.
   
   2.3.2 Faktor eksterinsik
            Menurut Zubaidah ( 2006 ) faktor eksterinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah :
1.    Suhu
Berdasarkan kisaran suhu, mikroba digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu mikroba yang suka suhu dingin, mikroba suhu sedang, mikroba suka suhu tinggi.
2.    Ketrersedian dan konsentrasi gas di lingkungan
Peiningkatan konsentrasi CO2 menjadi 10% dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini dikenal dengan controlled / modified atmsphre storage. Secara umum penggunaan efek hambatan CO2 akan dapat ditingkatkan pada suhu rendah, karena kelarutan CO2 akan meningkat pada suhu rendah. 
3.    RH
RH dari ruangan adalah polut penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada suatu bahan. Jika Aw adalah sangat penting untik penyimpanan dan mempertahankan nilai Aw pada kondisi PH yang tidak memungkinkan adanya pengambilan air dari udara menuju ke dalam bahan.
2.4 sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan.Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologinya.Artinya bebas dari mikroorganisme hidup (pekzar, 1908).
            Steririlisai yaitu mensterilkan benda atau lingkungan agar bebas dari kuman penyakit. Misal memanaskan dekat oven suhu 100 C dengan memberi uap panas dan bertekanan atmospfer tinggi dalam alat autoclav dengan radiasi sinar radio aktif, ultraviolet dan mikrowave ( Yatim, 2007 ).
Sterilisasi adalah mematikan semua bentuk kehidupan dalam daerah tertentu                         ( wehller,1908 ).
2.5 Pengertian media
Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk media hidup suatu organisasi tertentu. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda. Beda di dalam persyaratan pertumbuhan. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup. Karakteristik parsyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan macam – macam media sepanjang pertumbuhan karbon ( William, 2008 ).
2.6       Pengertian PCA
            Plate Count Agar ( PCA ) adalah medium pertumbuhan mirobiologi yang digunakan untuk menilai atau memantau “ total “ pertumbuhan bakteri yang layak sempel. PCA bukan media yang slektif. Komposisi PCA dapat bervariasi tetapi bisanya mengandung ( WN ) =  0,5% pepton, 0.23% ekstrak ragi, 0,1 % glukosa 1,5% agar – agar, disesuaikan dengan PH netral di 25  C ( wikipedia, 2010 ).
Pada praktisnya semua media tersebut konversal dalam bentuk bubuk, seperti PCA, NA, TSA, dan lain – lain ( william , 2008 ).
2.7       Metode penghitungan koloni
            Menururt William ( 2008 ) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung jumah zat teknik, yaitu :
·         Perhitungan jumlah sel dengan cara :
·         Hitung mikroskopik
·         Hitungan cawan
·         MPN ( most probable number )
·         Perhitungan massa sel secara langsung dengan cara :
·         Cara volumetric
·         Cara grafiketrik
·         Tambidimetri

Selain itu perjitungan massa sel secara tak langsung juga dapat dilakukan dengan analisis komponen sel ( proton, AHD, ATP ), analisis produk katabolisme ( karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral ). Metode volume metric, pengukuran volume dan besar sel dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut ( Wikipedia, 2010 ).
 
III METODOLOGI
1.1   Alat dan fungsi
Dalam praktikum biologi dasar materi Mikroorganisme perairan alat yang di gunakan adalah :
· Cawan petri                 : tempat sempel + medium agar.
· Bunsen                        : sebagai sumber panas.
· Koloni counter             : alat untuk mempermudah perhitungan koloni.
· Spatula                        : untuk mengaduk sempel + medium agar ( PCA ).
· Kompor                       : untuk sumber apai yang besar.
· Lap basah                    : untuk mengambil alat dalam keadaan panas.
· Autoclave                    : untuk sterilisasi basah.
· Erlenmeyer                 : sebagai penampung larutan ( PCA yang dihomogenkan ).
· Sprayer                       : untuk kondisi aseptis.
· Timbangan digital        : untuk menimbang obyek.
· Oven                           : untuk sterilisasi kering.
· Incase                          : untuk inkubasi suhu ruangan 25o.
· Nampan                      : untuk tempat atau wadah lat dan bahan.

1.2   Bahan Dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalm praktikum biologi dasar materi mikroorganisme perairan  adalah :
·      PCA                         : oyek yang diamati dan sebagai media menumbuhkan mikroorganisme.
·      Kertas label               : untuk menamai benda atau sampel.
·      Benang                     : untuk mengikat cawan petri setelah di bungkus koran.
·      Aquades                    : sebagai pelarut.
·      Kertas koran                         : untuk memebungkus cawan petri.
·      Spritus                       : untuk bahan bakar bunsen.
·      alkohol 90%             : untuk mensterilkan da mengaseptiskan tangan.
·      korek api                   : untuk menciptakan api.

1.3   Skema Kerja
Praktikum Biologi Dasar ini dilaksanakan dengan skema kerja sebagai berikut:
1.3.1      Sterilisasi


Cawan Petri

 
 


 
·         Dicuci
·         dikeringkan
·         Dibungkus koran
·         Diikat
·        
autoklaf
 
Dimasukkan ke dalam keramarg autoklaf


·         Dilihat airnya, jika air kurang dapat ditambah
·         Dimasukkan keramarg
·         Ditutup secara diagonal
·         Dinyalakan kompor
·         Dibiarkan sampai tekanan (P) = 1 atm dengan suhu (T) 121˚C /249,8˚F
·         Ditunggu hingga 15 menit
·         Ditunggu hingga tekanan (P) =0
·         Dibuka tutupnya
·        
hasil
 
Dikeluarkan alat



Perhitungan PCA
gram PCA    = ketetapan PCA oxoid x (volume cawan petri x jumlah cawan petri)
                                 1000 ml

1.3.2      Pembuatan Media PCA (Plate Count Agar)


 


·         Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
·         Dikerok/ diaduk
·         Ditutup kapas
·         Dibungkus koran dan diikat dengan tali
·         Direbus
·        
hasil
 
disterilkan


 

·         Dituang pada cawan petri masing-masing 120 ml
·         Didinginkan
·         Dibalik
·         Dibungkus Koran dan diikat dengan tali
·        
hasil
 
Disimpan dalam kulkas jadi PCA hangat




1.3.3      penanaman


 












Cawan petri telah diberi medium
 
3.3.4 Penghitungan Koloni


 
·                 Dikeluarkan dari incase
·                 Dihitung koloni yang tumbuh dengan coloni counter


Hasil
 
 










IV PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
Komponen PCA agar:                       9 gram
Pepton                        :                       5 gram
Extract yeast              :                       2,5 gram
Glukosa                      :                       1 gram        +
                                                           17, 5 gram


 
4.2 Analisa Prosedur

Hal yang dilakukan pertama kali dalam praktikum biologi dasar materi mikroorganisme perairan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakandalam praktikum. 
 
Cara penghitungan PCA yaitu :
gram PCA   =   ketetapan PCA   x (volume cawan petri x jumlah cawan petri)
                              1000 ml
                                             = 17,5 gram    x (20m x 88 cawan)
                                                  1000 ml
                                             = 17,5 gram    x 1760 = 30,8 gram PCA
                                                  1000 ml

 

4.3 Analisa Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada cawan petri yang berada dalam incase, telah terdapat mikroorganisme atau telah tampak pada cawan petri. Setelah itu dihitung koloni counter ( alat ) dan dapat dilihat jelas organisme tersebut. Pada perlakuan cawan petri  yang hanya dibuka terdapat koloni mikroba berwarna hitam sebanyak 2 dan coklat 12 organisme. 

 
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yagvtelah dilakukan mengenai mikroorganisme perairan dapat disimpulkan bahwa:
 

1.2   Saran
Pada praktikum biologi materi mikroorganisme seharusnya waktu praktikum lebih lama dan peralatan yang digunakan harus lengkap sehingga praktikan dapat benar – benar paham dan mengerti materi mikroorganisme.


DAFTAR PUSTAKA

Dani. 2010. http:// daniblogspot.com diakses pada tanggal 16 Oktober 2010 pukul 22.00 WIB.
Image. 2010. http:// goggleimage.com diaksespada tanggal 16 Oktober 2010 pukul 15.00 WIB.
Iqbal. 2010. http:// iqbalblospot.com/mikroorganisme dalam kehidupan/2010/html. Diakses pada tanggal 16 Oktober pukul 20.00 WIB.
Luthfi. 2010. http:// sebuahnama untuk cinta.blogspot.com diakses pada tanggal 10 Oktober 2010 pukul 18.00 WIB.
Ratna.1968. mikrobiologi. Erlangga: jakarta.
Soffah. 2010. http:// shifadini.wordpress.com diakses pada tanggal 18 Oktober 2010 pukul 20.30 WIB.



 

Komentar

Postingan Populer